Jumat, 20 April 2012

SEXz & kEzubuRan

SELINGKUH

TRIBUNNEWS.COM - Ini peringatan keras bagi Anda yang gemar selingkuh dan melakukan hubungan intim dengan cewek-cewek selain istri atau pasangan Anda yang sah.
Sebuah penelitian yang dipublikasikan pada 22 September lalu dalam Journal of Sexual Medicine membuktikan fakta yang agak mengejutkan buat Anda. Bukan persoalan sakit hati yang pastinya bakal dirasakan pasangan, tetapi rusaknya Mr P alias penis yang bisa Anda derita.
"Seks di luar nikah dan seks yang terjadi dalam kondisi yang tidak normal bisa meningkatkan risiko rusaknya penis," ujar Dr. Andrew Kramer, ahli urologi dari universitas Maryland Medical Center dan salah satu peneliti.
"Risiko rusak ini terjadi terlebih karena situasi yang tidak konvensial alias nyeleneh entah dari segi lokasi, lingkungan, perilaku maupun konsekuensi yang dihadapi saat ngeseks," demikian kata para periset.
Pria dalam penelitian ini diketahui menderita kerusakan penis saat mereka melakukan hubungan seks dengan cara yang tidak biasa seperti di ruang tamu, ruang kerja dan kebanyakan terjadi atau dilakukan oleh pasangan yang tidak menikah alias selingkuh.
Dengan situasi seperti ini, seks biasanya akan berlangsung tidak biasa dengan posisi yang pasti sedikit nyeleneh. "Semua faktor ini memungkinkan para pria untuk lengah dan tidak peduli dengan penisnya padahal bisa jadi muncul kejadian-kejadian tiba-tiba yang mengakibatkan kerusakan pada penis," jelas Kramer.
Fraktur atau rusaknya penis merupakan kejadian yang biasa terjadi saat ereksi berlangsung.
Karena penis tidak memiliki tulang, kerusakan biasanya terjadi pada robeknya serat atau lapisan yang disebut tunica albuginea yang mengelilingi jaringan spong di pusat penis.
"Fraktur" ini biasanya diikuti dengan kejadian pendarahan, bengkak hingga hilangnya ereksi.
Penelitian sebelumnya yang memfokuskan pada mekanisme fisiologis kerusakan dan bagaimana membedah kerusakan ini tidak melihat secara tepat apa yang sedang dilakukan para pria saat penis itu rusak. Karena itu, menurut Kramer, study ini mengalami ketimpangan.
Penelitian sekarang akhirnya menemukan ketimpangan itu. Dari 16 kasus kerusakan penis yang dirawat di Universitas Rumah Sakit Maryland antara tahun 2004 hingga 2011, ternyata kasus seks dengan selingkungan ini yang menjadi latar belakang semua itu.
Kebanyakan dari pelaku melakukan hubungan seks di tempat yang biasa termasuk di kamar mandi, mobil, elevator. Hanya tiga pasien yang melakukan seks dengan istrinya di kamar tidur, kata Kramer.
Kejadian rusaknya penis jarang terjadi. Kalaupun ada, biasanya penderita akan malu untuk menceritakannya. Karena itu, Kramer mengingatkan bahwa seks seperti juga olahraga berisiko tinggi. "Hati-hatilah!" katanya.

Ups.. Makanan Berpestisida Bisa Bikin Pria Berubah Kelamin

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA - Berganti kelamin gara-gara makan makanan berpestisida? Itu sangat mungkin terjadi, lho.
Sumber-sumber makanan terpapar pestisida itu sangat berbahaya. Menurut Prof. Ir. Ahmad Sulaeman, MS, Ph.D, makanan berpestisida memang bisa membuat orang yang mengkonsumsinya itu menjadi transeksual.
Lalu, bagaimana ceritanya? Ketika mengkonsumsi makan berpestisida, alat kelamin pria akan menjadi kecil. Selain itu, pestisida juga mengubah kelenjar dan hormon tubuh lelaki tersebut. “Zat yang ada di pestisida itu akan mengubah endokrin dan hormon dalam tubuh yang mengkonsumsinya,” ujarnya.
Hal ini terjadi, menurutnya, karena beberapa pestisida berfungsi untuk memandulkan serangga. Pestisida golongan androgenik itu menimbulkan efek mandul.
Namun, gejala perubahan seksual tersebut tidak akan berlangsung cepat. Waktunya paling tidak sekitar 20 atau 30 tahun baru terlihat efek dari mengkonsumsi makanan yang mengandung pestisida ini. “Karena bersifat kronik, maka pestisida itu pelan-pelan menumpuk dan bereaksi tanpa disadari,” jelas pemerhati gizi dan pakar ekologi manusia ini.
Buktinya sudah terjadi di Thailand. Banyak orang beralih dari pria menjadi wanita karena paparan pestisida di makanan-makanan di negeri Gajah Putih tersebut sudah terlampau tinggi. “Karena tingkat persaingan, perusahaan besar mengambil cara dengan memberikan pestisida agar produksinya lebih unggul,” tuturnya.

Upaya Mengurangi Risiko Kanker Payudara

      Kasus kanker payudara di Amerika Serikat tertinggi di dunia, mencapai 112,6 per 100.000 orang. Di Inggris, kanker payudara adalah jenis penyakit paling umum menyerang wanita. Setiap tahun sekitar 47.000 perempuan Inggris didiagnosis dengan penyakit ini dan sekitar 341 orang laki-laki juga.       Medicalnewstoday menyebutkan, angka kanker payudara telah meningkat dari tahun ke tahun. Diyakini bahwa faktor nutrisi dan gaya hidup, seperti konsumsi alkohol yang berlebihan, diet tinggi lemak, diet rendah serat, dan obesitas, berperan dalam risiko kanker payudara. .
           Mariette Abrahams, juru bicara ahli gizi freelance terdaftar, menjelaskan, saat ini semakin tinggi permintaan bagaimana upaya mencegah kanker payudara dan perawatan sejak dini.
            "Di masa depan, kita mungkin dapat memberikan saran diet yang lebih pribadi untuk individu yang telah mewarisi varian gen yang meningkatkan risiko mengembangkan kanker payudara," kata Abrahams.

Namun sebagai upaya pencegahan dini, berikut beberapa cara mengurangi risiko kanker payudara:

1. Kontrol berat badan.
Pastikan Anda melakukan latihan fisik secara teratur, dan memilih makanan sehat, seperti buah-buahan dan sayuran, biji-bijian, kacang-kacangan, dan produk susu rendah lemak, sehingga berat badan Anda bisa dikontrol.
2. Lebih banyak konsumsi vegetarian
Makan lebih banyak buah dan sayuran, serat, kacang-kacangan, seperti kedelai, karena diketahui bisa menurunkan risiko terkena kanker payudara. Cobalah untuk makan setidaknya 5 porsi sehari. Kunjungi ahli gizi Anda untuk membantu cara sederhana memasukkan lebih banyak buah dan sayuran dalam diet Anda.
3. Turunkan asupan lemak jenuh
Hindari makanan lemak jenuh terutama dari produk hewani, dan gantikan dengan lemak baik yang ditemukan dalam alpukat, minyak zaitun, kacang-kacangan, dan salmon.
4. Kurangi Garam dan asupan gulaKurangi asupan garam dalam setiap makanan Anda dan hindari mengkonsumsi kue, kue kering, dan biskuit karena mengandung gula halus.
5. Perhatikan konsumsi alkohol Anda
Wanita yang mengkonsumsi terlalu banyak alkohol secara teratur memiliki risiko lebih tinggi terkena kanker payudara. Untuk menurunkan risiko, Anda direkomendasikan untuk mengkonsumsi hanya 2-3 unit per hari, atau 14 unit per minggu. Satu unit adalah sama dengan setengah gelas standar minum anggur atau 175ml.

Faktor lain juga dapat mengurangi risiko kanker payudara, seperti menyusui, cukup mengkonsumsi vitamin D, dan tidak merokok.
 

Cegah Kanker Serviks? Jaga Selalu Kebersihan 'Miss V'

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menjaga kebersihan organ intim kewanitaan sangat dianjurkan. Salah satunya, dengan sering mengganti pembalut saat datang bulan, kata seksolog dr Ryan Thamrin SpOG. "Daerah lembab merupakan lahan subur berkembangnya Human Pappiloma Virus (HPV) penyebab kanker serviks," tambahnya.
Sering mengganti pembalut meminimalisasi  kelembaban yang terjadi. Hal ini juga berarti mencegah tumbuhnya HPV.
Seksolog yang sekaligus ahli kandungan ini mengatakan, tidak masalah apakah pembalutnya berbahan herbal atau tidak. "Yang penting sering diganti, itu kuncinya. Mau pakai pembalut herbal atau tidak itu bukan masalah," ujarnya.
Wanita memang harus lebih waspada terhadap kanker serviks. Usaha preventif diperlukan untuk mencegah serangan kanker leher rahim.
Sampai saat ini kanker serviks tercatat sebagai pembunuh nomer satu di indonesia dan dunia.
Setiap jam diperkirakan seorang wanita indonesia meninggal karena kanker serviks. Diperkirakan terdapat 500 ribu wanita yang terdiagnosa kanker serviks. Rata-rata kematian tiap tahunnya mencapai 270 ribu.

Terapi Asam Cuka Deteksi Kanker Serviks

Asam cuka ternyata tidak hanya menambah rasa sedap dalam masakan, tapi juga berguna mendeteksi dini kanker serviks secara mudah dan murah. Deteksi dini kanker serviks dengan asam cuka ini disebut metode IVA (Inspeksi Visual dengan Asam Asetat). Metode ini sudah dikenalkan sejak 1925 oleh Hans Hinselman dari Jerman, tetapi baru diterapkan sekitar tahun 2005.

Kementerian Kesehatan RI pun sudah mengadopsinya. Cara ini selain mudah dan murah, juga memiliki keakuratan sangat tinggi dalam mendeteksi lesi atau luka prakanker, yaitu mencapai 90 persen.

Deteksi dini dengan cara mengoleskan asam cuka 3-5 persen di daerah mulut rahim (serviks) ini tidak harus dilakukan oleh dokter, tetapi bisa dipraktikkan oleh tenaga terlatih seperti bidan di puskesmas. Dan dalam waktu sekitar 60 detik sudah dapat dilihat jika ada kelainan, yaitu munculnya plak putih pada serviks. Plak putih ini bisa diwaspadai sebagai luka prakanker.

Badan Kesehatan Dunia (WHO) telah meneliti penerapan IVA di India, Thailand, dan Zimbabwe. Efektivitasnya ternyata tidak lebih rendah daripada pap smear.

Selain kinerja yang sama dengan tes lain dan hasilnya bisa segera diketahui, IVA juga menawarkan keuntungan lain, yakni praktis, hanya memerlukan alat sederhana, dan harganya terjangkau.

Inke Maris, pakar komunikasi yang juga salah seorang pendiri Inisiatif Pencegahan Kanker Serviks Indonesia (Ipkasi), mengatakan sudah banyak puskemas yang mampu memberikan layanan tes IVA ini dengan biaya sekitar 15 ribu rupiah.

"Bahkan, sejumlah daerah sudah menerbitkan Perda yang menetapkan harga hanya 5 ribu rupiah untuk pemeriksaan IVA," tambah Dr. Basalama Fatum, MKM, Kasubdit Kanker Dit. PPTM, Kemenkes RI.

Terapi ini berlangsung singkat, kira-kira 5 menit. Memang ada rasa tidak nyaman ketika menjalani terapi ini. Kebanyakan perempuan merasakan sensasi dingin dan sedikit kram, atau kadang terasa hangat menjalar di tubuh bagian atas serta wajah.

Kemudahan dalam melakukan pemeriksaan sekaligus penanganan jika ditemukan luka prakanker ini memacu membuat program See and Treat semakin banyak diterapkan di sejumlah puskesmas. Diharapkan dengan IVA, akan makin banyak perempuan yang terjangkau oleh deteksi dini kanker serviks, sehingga angka kejadian kanker ini dapat diturunkan.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar